HIDUP BERDAMPINGAN ORANG SIPIROK
Waktu SD saya bersekolah di SDN3
Sipirok. Yang lokasinya diapit oleh 2 rumah ibadah yg terbesar menurut saya di Sipirok, walaupun lebih dekat ke Gereja. Dan satunya Mesjid Sri Alam Dunia Sipirok.
Kehidupan kekerabatan (istilah Dalihan Na Tolu) sangat kental terasa dalam kehidupan sehari hari. Rasanya perbedaan agama tidak pernah menjadi penghambat keakraban dan kekerabatan. Karena mungkin persaudaraan marga yg ada saling kait mengkait. Jika ada kegiatan atau pesta insya Allah saling bantu dan saling mendukung. Dikerjakan bersama.
Dan konon waktu membangun mesjid Raya Sri Alam Dunia semua warga gotong royong, membangun, membawa bekal konsumsi masing masing, sampai mesjid raya termegah di sipirok itu selesai dibangun. Termasuk non muslim ikut sampai selesai.
Demikian juga pembangunan Gereja HKBP(?) Bagas Godang di bangun bersama termasuk warga muslim ikut gotong royong membangunnya sampai selesai. Sungguh indah dan damai warga sipirok, dan saya bangga dengan itu semua.
Dua kali belakangan ini istri saya ikut pengajian dan menceritakan isi pengajiannya, yg sungguh bertolak belakang dengan keyakinan islam saya. Berisi ancaman dan bahaya dan cenderung mengarah teror kepada saudaraku yg non muslim. Bahkan yg terakhir menuduh haram bila ikut berpartisispasi dengan usaha koperasi. Saya sungguh tidak mengerti apalagi faham, jika agamaku menjadi teror dan ancaman untuk makhluk lainnya.
Apa mungkin saya yg gagal faham ya?
Pekayon, 28 desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar