Minggu, 21 Mei 2017

AYAHKU BERBOHONG



Baru baru ini ayahku melakukan operasi klenjar prostat RSUD di Sipirok, rumah sakit yang menjadi pilihannya, dikampung halamanku. Pelaksanaan operasi ini hanya di temani oleh adikku satu satunya yang tinggal di kampung waktu itu, dan operasi berjalan lancar.
Namun pada proses penyembuhan, terjadi kendala karena jahitannya terbuka kembali, sekitar sepanjang 10cm. Dan ini memerlukan penanganan khusus, dan bisa mengakibatkan trauma untuk dioperasi kembali. Untuk mengantisispasinya, adik yang berada di perantauan secara bergiliran menemani ayah untuk menambah semangat ybs. 
Saya secara rutin menanyakan kondisi beliau dan menanyakan apakah saya perlu pulang untuk menambah semangat beliau. Beliau selalu menjawab; "nggak apalah nak, sudah cukup, adikmu sudah ada..". Demikian seterusnya. Karena saya sudah mengambil cuti panjang untuk urah (15 hari) baru saja.
Adik saya (ahmad faisal) yg setelah kembali cerita, memang kalau ditanya, beliau selalu menyatakan saya nggak perlu pulang. Namun dari cerita dan harapan ayah bila beliau bercerita kepada orang lain,  tetap mengrharapkan kedatangan saya. Dan ini baru saya tahu, dari cerita adik tsb. 
Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian dan ternyata atasan saya (Yayat Hidayat) sangat mendukung untuk sowan ke ayahanda, 
Walaupun kunjungan saya hanya satu hari penuh saja. Beliau sangat sumringah dan senang atas kedatangan anaknya yang tertua. 
Disana, dari cerita yang saya dapat dari adik yang tinggal di kampung, bila beliau ditanyakan tentang rasa rindunya kepada putra tertuanya ini. Beliau selalu mengatakan tidak mengapa, sudah cukup yang lain sudah pulang. Tapi airmatanya mengalir deras menahan rasa rindunya yang tidak terperi kepada anaknya yang tertua.
Alhamdulillah semoga pengobat rindu sebelum ramadhan ini menjadi berkah dan kesembuhan bagi ayahanda. Bisa menikmati ramadhan yang penuh berkah
Pada perjalanan pulang lewat pesawat dari Sibolga, saya ketemu dengan teman kuliah di IPB, yakni bang Syafril Siregar. Baru saja juga kunjunga ziarah juga ke kampung halaman yang kedua orang tuanya meninggal (satu hari penuh juga). Sungguh saya masih sangat beruntung masih memiliki ayah yang insya Allah sehat.
Saya teringat waktu kecil, saat makan ayah memberikan daging hati ayam kesaya, saya berkata "buat ayah saja". tapi jawabnya "Ayah tidak suka itu, makanlah...."
(Pekayon, Akhir Mei 2016)


Rabu, 26 April 2017

Untuk kekasihku di Dunia (3 Maret 2016)

Alhamdulillah..
Tanpa terasa 19 tahun yang lalu..
Kami mulai merajut kehidupan bersama
Dikala suka dan dikala duka
Dikala ombak, dikala badai menerpa
Kau selalu setia mendampingiku
Kau telah memenuhi seluruh ruang di relung hatiku...
Rasanya baru kemarin kita berikrar setia...
Bersama meniti jembatan kehidupan sementara ini menuju kehidupan yang lebih baik
Terlalu banyak untuk diceritakan..
Terlalu indah untuk dikenang
Terimakasih kau bersedia mengorbankan hidup dan memberikan kepercayaan penuh kepadaku, untuk menakhodai kehidupan kita
Semoga dikehidupan ini dan kehidupan mendatang kau tetap sedia mendampingiku untuk membuatku kuat, tegak,dan tegar berdiri di sisimu...
Saya meyakini kita akan berhasil kasihku
Terimakasih...
Terimakasih...
Terimakasih..
Ya Allah bantu kami mengabdi untuk-Mu.Amin YRA

18 Des 2015

Copas dari tetangga... tulisan yg bagus..
Kenapa di negara kita khususnya dan di negara muslim umumnya belum terwujud ?? "JUJUR ITU MAKMUR"
Mari kita belajar kebaikan dari siapa saja, dari mana saja dan kapan saja...
Suatu hari tanpa sengaja, Tuhan mengarahkan jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark. Dari info Wikipidia yang kebetulan saya baca ternyata Denmark adalah negara paling nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi di dunia, juga menjadi negara paling makmur didunia paling bersih di dunia hingga mendapat gelar “Negeri Dongeng”.
Meskipun kemudian tingkat kenyamanannya tergeser oleh New Zealand. New Zealand menempati urutan pertama negara paling nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia.
Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.
Namun ternyata dugaan saya keliru. Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena masyarakatnya jujur.
Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari kejujuran, pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah, sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan di segala bidang mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dll.
Masyarakat Denmark percaya bahwa kejujuran bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri.
Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur, mulai dari pejabat, menteri, polisi dan seterusnya dan rakyatnya jujur maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar di bidang pendidikan.
Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi nyaris nol, seperti juga di Finlandia dan New Zealand.
Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara ini pun menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa ketidak jujuran (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara.
Mereka begitu yakinnya bahwa kejujuran adalah awal dari semua kebaikan dan bukannya kepintaran. Dulu saat kami mendirikan sekolah, kira-kira 10 tahun silam, kejujuran dan etika moral adalah prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena kami juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar.
Itulah sebabnya di sekolah kami, kami tidak terlalu pusing jika seorang anak belum bisa calistung (membaca, menulis, berhirung) saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD, tapi kami sangat peduli jika sorang anak tidak jujur dan beretika buruk.
Dan setelah membaca artikel ini sepertinya saya diingatkan kembali oleh Tuhan, untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami yakini. Bahwa karakter, prilaku dan kejujuran adalah landasan untuk membangun Indonesia yang kuat dan makmur, bukan angka-angka akademik yang tertera di buku-buku raport sekolah. (P)

Ultah 1 Sep 2015

Alhamdulillah wa syukurillah atas kesempatan dan nikmak yang Engkau kepadaku.... berupa nikmat iman, nikmat islam, nikmat sehat, nikmat rezeki, nikmat istriku Ety Swadesy yg cantik, atas karunia anak anakku Umar Zein Ardhi Siregar, Irfan Anshari Nabil Siregar terimakasih dan peluk sayang, serta untuk Ayah ibu, mertua, saudara saudara, family, temanteman yg penuh persahabatan. Teman teman kantor, relasi yg semuanya sangat baik hati. Saya merasa menjadi berarti dalam hidup ini. Serta nikmat nikmat lainnya yg tidak mampu saya sebut dan terangkan. Semoga di sisa hidup ini semangat, spirit, dukungan dan do'a tetap saya harapkan. Semoga waktu waktu kedepan menjadi lehih berkah dan bermanfa'at... Amin. Wassalam MS Siregar 01 September 2015

Sayang Ayah (sharing dari teman 24 Ags 2014)

RENUNGAN
.
RAHASIA BESAR SEORANG AYAH YANG TIDAK DIKETAHUI SEORANGA ANAK BAHKAN SETIAP ANAK DIDUNIA.
Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?
Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku. Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.
Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.'' Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.
Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.
Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.
''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''
Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...
Nak..
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..
Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.
THANKS DAD