Kamis, 25 Februari 2021

IBLIS BERMULUT QURAN DAN BERJUBAH NABI

 Catetan lama, di tayangkan lagi, biar nggak hilang

Dari sahabat Helmi Helmi Ahmad Alatas teman fb juga;
" GENERASI IBNU MULJAM TELAH LAHIR KEMBALI "

_IBLIS BERMULUT QURAN DAN BERJUBAH NABI_
*_"HUKUM ITU MILIK ALLAH, WAHAI ALI, BUKAN MILIKMU DAN PARA SAHABATMU"_*

Teriakan itu menggema ketika _Abdurrahman bin Muljam Al Muradi_ menebas Kepala Sahabat Nabi, Khalifah Amirul Mu'minin *Ali bin Abi Thalib*.

Hari Jumat Waktu Subuh 17 Ramadhan, Duka menyelimuti Hati Kaum Muslimin.

Nyawa Sahabat Nabi yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi Penghuni Surga itu Hilang di Tangan Seorang Saudara Sesama Muslim.

Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh *atas Nama Hukum Allah*, dan Demi Surga yang entah kelak akan menjadi Milik Siapa.

Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan Aksinya, Abdurrahman Ibnu Muljam juga tidak berhenti Merapal Surat Al Baqarah ayat 207 :

ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺸْﺮِﻱ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﺍﺑْﺘِﻐَﺎﺀَ ﻣَﺮْﺿَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺑِﺎﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ

_“Dan di antara Manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari Keridhoan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada Hamba-hamba-Nya.”_

Sebagai Hukuman atas Aksinya mencabut Nyawa seorang Khalifah, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi Mati dengan Cara Qishas.

Prosesi Hukuman Mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan Penuh Drama.

Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya, Dia masih sempat berpesan kepada Algojo :

_“Wahai Algojo, janganlah Engkau Penggal Kepalaku sekaligus. Tetapi Potonglah Anggota Tubuhku Sedikit demi Sedikit, hingga Aku bisa menyaksikan Anggota Tubuhku disiksa *di Jalan Allah*”_

Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh Hati, bahwa Aksinya mencabut Nyawa Suami Sayyidah Fathimah Az Zahra, Menantu dan Sepupu Rasulullah SAW, serta Ayah dari Hasan dan Husein itu adalah sebuah Aksi *_Jihad Fi Sabilillah_*.

Seorang Ahli Surga harus meregang Nyawa di Tangan Seorang Muslim yang meyakini Aksinya itu adalah di Jalan Kebenaran demi meraih Surga Allah.

Potret Ibnu Muljam adalah Realita yang terjadi pada Sebagian Umat Islam.

Generasi Pemuda yang mewarisi Watak Ibnu Muljam itu _Giat memprovokasi untuk berjihad di Jalan Allah dengan Cara Memerangi, dan bahkan Membunuh Nyawa Sesama Kaum Muslimin._

*Siapa Sebenarnya Sosok Abdurrahman Ibnu Muljam?*

Dia adalah Lelaki yang Shaleh, Zuhud dan Bertakwa, dan mendapat Julukan Al-Maqri’.

Sang Pencabut Nyawa Sayyidina Ali bin Abi Thalib itu Seorang Huffazh Alias Penghafal Alquran, dan sekaligus Orang yang mendorong Sesama Muslim untuk menghafalkan Kitab Suci tersebut.

Khalifah Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi Permohonan Sahabat Nabi, Gubernur ‘Amru bin ‘Ash, untuk mengajarkan *Hafalan Alquran* kepada Penduduk Negeri Piramida itu.

Dalam Pernyataannya, Khalifah Umar bin Khaththab bahkan menyatakan :

_“Abdurrahman bin Muljam, Salah Seorang Ahli Alquran yang Aku Prioritaskan Untukmu daripada untuk Diriku Sendiri._

_Jika Dia telah datang kepadamu, maka siapkan Rumah untuknya, untuk Dia mengajarkan Alquran kepada Kaum Muslimin, dan Muliakanlah Dia Wahai ‘Amru bin ‘Ash”._

Meskipun Ibnu Muljam Hafal Alquran, Bertaqwa, dan Rajin Beribadah, tetapi semua itu tidak bermanfaat baginya. 
Dia Mati dalam Kondisi *Su’ul Khatimah*, tidak membawa Iman dan Islam, *akibat kedangkalan Ilmu Agama yang dimilikinya*.

Afiliasinya kepada Pemahaman *Khawarij* telah membawanya terjebak dalam Pemahaman Islam yang Sempit.

Ibnu Muljam menetapkan Klaim terhadap Surga Allah dengan sangat Tergesa-gesa dan Dangkal.

Sehingga Dia dengan Sembrono melakukan Aksi-aksi yang bertentangan dengan Nilai-nilai Luhur Islam.

Alangkah menyedihkan karena Aksi itu diklaim dalam Rangka membela Ajaran Allah dan Rasulullah.

Sadarkah Kita bahwa Saat ini telah Lahir Generasi-generasi Baru Ibnu Muljam yang bergerak secara Massif dan Terstruktur.

Mereka adalah Kalangan Saleh yang menyuarakan Pembebasan Umat Islam dari Kesesatan. 
Mereka menawarkan Jalan Kebenaran menuju Surga Allah dengan Cara mengkafirkan Sesama Muslim.

Ibnu Muljam Gaya Baru ini Lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni Generasi-generasi Muda Islam. Sehingga Mereka dengan mudah mengkafirkan Sesama Muslim. *Mereka dengan Ringan menyebut Sesat pada Para Ulama*.

Raut Wajah Mereka memancarkan Kesalehan, bahkan Tampak pada Bekas Sujud di Dahi Mereka.

Mereka senantiasa membaca Alquran di Waktu Siang dan Malam. 
Namun sesungguhnya Mereka adalah Kelompok yang Merugi.

Rasulullah dalam Sebuah Hadits telah memperingatkan Kelahiran Generasi Ibnu Muljam ini :

_"Akan muncul Suatu Kaum dari Umatku yang Pandai membaca Alquran._
_Dimana Bacaan Alquran Kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Bacaan Mereka._
_Demikian pula Shalat Kalian daripada Shalat Mereka._
_Juga Puasa Mereka dibandingkan dengan Puasa Kalian._
_Mereka membaca Alquran, dan Mereka menyangka bahwa Alquran itu adalah Hujjah bagi Mereka, namun ternyata Alquran itu adalah Bencana atas Mereka._
_Shalat Mereka tidak sampai melewati Batas Tenggorokan._
_Mereka Keluar dari Islam sebagaimana Anak Panah Meluncur dari Busurnya."_
*(Hadits Sahih Riwayat Imam Muslim)*

Kebodohan mengakibatkan Mereka merasa Berjuang Membela Kepentingan Agama, padahal Hakikatnya Mereka sedang memerangi Islam dan Kaum Muslimin.

*_Wahai Kaum Muslimin, Waspadalah pada Gerakan Generasi Ibnu Muljam_.*

Mari Kita Siapkan Generasi Muda Kita, agar tidak diracuni oleh Golongan Ibnu Muljam Gaya Baru.

Islam itu Agama Rahmatan Lil Alamin. 
Islam itu Agama Keselamatan. 
*Islam itu merangkul, dan bukan memukul*. 
_Ihdinash Shiratal Mustaqiim_
Renungan
PLBG, 26022021

Minggu, 14 Februari 2021

BERBUAT KEBAIKAN

 BERBUAT KEBAIKAN

Berbuat bqik kepada orang Lain....
Banyak cerita motivasi tentang berbuat baik kepada orang lain yang menurut kepercayaan beragama yang mengantarkan mereka menuju surga. Bahkan berbuat baik kepada hewan saja bisa membawa manusia kejenjang kemuliaan di akhirat (saya percaya itu). Sebut saja  beberapa di antaranya;
1. Tatkala Buchari M. Seorang Perawi (yg meriwayatkan) hadis rasulullah mendapat posisi yang mulia di akhirat, karena beliau dengan niatnya  yg dengan ikhlas membiarkan seekor lalat meminum ke aur tintanya (untuk tinta menulis hadis) sampai kenyang.
2. Seorang pelacur pada zaman nabi Isa, karena amalan dan niat ikhlasnya memberi minum seekor anjing buduk yang sangat kehausan dari sebuah sumur yg hampir habis airnya dan diperolehnya air itu dgn susah payah, padahal ybs juga sangat kehausan.
3. Apalagi berbuat baik dengan manusia. Seperti peristiwa hubungan dan kewajiban kita dan hak tetangga kita. Rasulullah pernah berkata, kira kira begitu banyaknya hak tetangga dan kewajiban kita kepada tetangga. Sampai beliu  pernah Mengatakan, "Saya sampai mengira bahwa tetangga itu termasuk yg menerima hak waris dari tetangganya.."
4. Pernah istri rasulullah Aisyah "mencibir" istri nabi yang lain dengan mengatakan dan memperlihatkan tangan dan telunjuk mengacung ke atas dan ibu jari menempel pada buku jari telunjuknya. Rasulullah sepertinya "marah" dan menyampaikan kepada Aisyah kira kira "Wahai Aisyah, bila sepotong kata katamu tadi di masukkan kedalam laut yg maha luas, maka seluruh laut itu akan menjadi kotor/najis..."
Demikian dahsyatnya akibat kata dan perbuatan kita bila dijaga atau tidak di jaga...
Semoga renungan pagi ini mengingatkan saya khususnya untuk berusaha tidak menyakiti siapapun makhluk Allah... 
Apalagi yg namanya menyakiti manusia sebagai makhluk Allah termulia, yg tanpa sadar menyakitinya...
MS Siregar, Pekayon, 7/2/2018

Berbuat baik kepada orang Lain

 Berbuat baik kepada orang Lain....

Banyak cerita motivasi tentang berbuat baik kepada orang lain yang menurut kepercayaan beragama yang mengantarkan mereka menuju surga. Bahkan berbuat baik kepada hewan saja bisa membawa manusia kejenjang kemuliaan di akhirat (saya percaya itu). Sebut saja  beberapa di antaranya;
1. Tatkala Buchari M. Perawi hadis rasulullah mendapat posisi yang mulia di akhirat, karena beliau dengan niatnga  yg ikhlas membiarkan seekor lalat meminum tintanya sampai kenyang.
2. Seorang pelacur zaman nabi Isa, karena amalan dan niat ikhlasnya memberi minum seekor anjing buduk yang sangat kehausan, padahal ybs juga sangat kehausan.
3. Apalagi berbuat baik dengan manusia. Seperti peristiwa hubungan dan kewajiban kiya dan hak tetangga kita. Rasulullah pernah berkata, kira kira begitu banyaknya hak tetangga dan kewajiban kita kepada tetangga. Mengatakan, "saya sampai mengira bahwa tetangga itu termasuk yg menerima hak waris dari tetangganya.."
4. Pernah istri rasulullah Aisyah "mencibir" istri nabi yang lain dengan mengatakan dan memperlihatkan tangan dan telunjuk mengacung ke atas dan ibu jari menempel pada buku jari telunjuknya. Rasulullah "marah" dan menyampaikan kepada Aisyah kira kira "Wahai Aisyah, bila sepotong kata katamu tadi di masukkan kedalam laut yg maha luas, maka seluruh laut itu akan menjadi kotor/najis..."
Demikian dahsyatnya akibat kata dan perbuatan kita bila dijaga atau tidak di jaga...
Semoga renungan pagi ini mengingatkan saya khususnya untuk berusaha tidak menyakiti siapapun makhluk Allah... apalagi yg namanya menyakiti manusia sebagai makhluk Allah termulia...
MS Siregar, Pekayon, 7/2/2018

TIDAK ADA YANG KEBETULAN DI DUNIA INI

 TIDAK ADA YANG KEBETULAN DI DUNIA INI

Alkisah, seorang petani Scotlandia mendengar jeritan minta tolong yg datang dari semak belukar dekat rumahnya. Secara spontan, segera dia berlari ke arah suara itu & menemukan seorang anak laki² sedang berjuang keluar dari lumpur hisap yang hampir menenggelamkan seluruh tubuhnya. Dengan  sigap si petani menolong anak itu keluar dari lumpur hisap tsb.
Pada keesokan harinya ayah si anak itu berkunjung ke rumah si petani & menawarkan sejumlah hadiah sebagai balas jasa telah menolong anaknya. Dengan halus si petani menolak tawaran saudagar kaya itu.
Sementara mereka berbicara, saudagar kaya itu melihat anak laki² si petani sedang berdiri dekat pintu. Kemudian, saudagar itu menawarkan untuk  menyekolahkan anak tsb.
Si petani dengan senang hati menerima tawaran tsb & memasukkan anaknya di sekolah kedokteran St.Mary di London.
Di kemudian hari anak petani itu yg bernama Alexander Fleming tercatat dalam sejarah sebagai orang yg berhasil menemukan antibiotik yaitu Penicillin.
Beberapa tahun kemudian anak saudagar kaya itu berada dalam keadaan kritis karena terserang radang paru2 yaitu Pneumonia.
Tapi beruntung atas ijin Tuhan nyawa anak saudagar kaya itu terselamatkan berkat obat Penicillin yg di konsumsinya.
Akhirnya di kemudian hari anak saudagar kaya itu menjadi Perdana Menteri Inggris yg sangat terkenal namanya yaitu Winston Churchill.
Perdana Menteri ini pun kemudian mengangkat Alexander Fleming, sang anak petani itu, sebagai menteri Kesehatan Inggris Raya.
*****
Saudaraku...
Tidak ada yang kebetulan di dalam hidup ini, kita harus belajar untuk selalu menabur amal kebaikan sebagai investasi di dalam hidup ini.
Si petani menabur kebaikan & saudagar itu menabur amal. Di kemudian hari keduanya menuai dari apa yg mereka tabur. Bukan hanya mereka, bahkan juga anak² mereka serta orang2 di sekelilingnya.
Teruslah menabur kebaikan & jangan jemu², karena suatu hari nanti kita akan menuai apa yg kita tabur cepat atau lambat.PLBG 14022021

Kamis, 04 Februari 2021

Ayah

 tulisan kawan

Jika engkau terlahir menjadi seorang ayah, bersyukurlah..karena tidak semua laki-laki bisa terpilih menjadi seorang ayah.
Jika engkau terpilih menjadi seorang ayah dari anak perempuan bersyukurlah..karena kelak kau menjadi cinta pertama anak perempuanmu.
Tapi tahukah Ayah? Tidak semua ayah mampu dan benar-benar menjadi cinta pertama anak perempuannya, karena betapa banyak para ayah yang berfikir bahwa perannya hanya mencari nafkah untuk keluarga, sehingga ayah hanya sibuk bekerja pergi pagi pulang sore bahkan malam...
Ayah..segeralah pulang, temani anak perempuanmu bermain, berceritalah dengannya, tanyakan kabarnya. Sering-seringlah menggendongnya, berikan ia banyak pelukan, berikan ia hadiah dan masuklah dalam dunianya temani Ia...
Wahai Ayah, waktumu hanya sebentar saja bersamanya. Kelak akan kau sadari betapa waktu cepat berlalu. Akan datang waktu ketika ia tak lagi bisa kau gendong dan ciumi semaumu, akan tiba saatnya pula ia merasa malu kau peluk dan cium di depan umum. Hingga suatu hari nanti ia akan pergi meninggalkanmu untuk menikah dengan laki-laki pilihannya...
Ayah..ukirlah sosokmu, menjadi sosok yang indah dan laki-laki terhebat yang pertama kali di temui anak perempuanmu..
SELAMAT UNTUK PARA AYAH YANG TERUS BELAJAR MENJADI CINTA PERTAMA ANAK PEREMPUANNYA.


Renungan Minggu Umar

 RENUNGAN MINGGU 


Kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan para ksatria muslim
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al Islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya.. 
Allahu Akbar…!

Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara....
Selasa,PLBG, 212021

Keadilan Allah

 di copas dari tetangga:

Dimana keadilan Allah...???
Seseorg mengeluh pada salah seorang Ustadz, "Dimanakah keadilan Allah, telah lama aku meminta dan memohon padaNya namun tak pernah dikabulkan.. aku shalat, puasa, bersedekah, berbuat kebajikan.. tp tak satupun keinginanku dikabulkan.. Padahal seorang teman yg ibadahnya kacau, bicaranya menyinggung hati, akhlaknya buruk, tapi apa yang dimintanya terkabul dengan cepat... Oh sungguh Allah tidak adil ..." 
Sang Ustadz berkata, "Pernahkah engkau didatangi pengamen ?""Pernah, tentu saja" Kata orang itu serius."Bayangkan jika pengamen itu berpenampilan seram, bertato, bertindik, nyanyiannya tak merdu memekakkan telinga, apa yang kau lakukan?" Orang itu menjawab, "segera kuberi uang agar dia cepat berlalu dari hadapanku" Lalu bgmn jika pengamen itu besuara merdu mendayu, menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi, apa yg kau lakukan? "Kudengarkan dan kunikmati hingga akhir lagu lalu kuminta ia bernyanyi lagi sekali lagi dan tambah lagi..", kata orang itu sambil tertawa."Kalau begitu bisa saja Allah bersikap begitu pada kita hambaNya. Jika ada manusia yang berakhlak buruk dan dibenciNya berdoa dan memohon padaNya, mungkin akan Dia firmankan pd malaikat "Cepat berikan apa yang dia minta. Aku muak dengan pintanya". Tapi bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang sholeh yang rajin bersedekah, maka Allah berfirman pada malaikatNya : "Tunggu. Tunda dulu apa yang dipintanya, aku menyukai doa2nya, Aku menyukai isak-tangis nya. Aku tak ingin dia menjauh dari Ku setelah mendapat apa yg dipintanya. Aku ingin mendengar tangisnya karena Aku mencintainya.."Kesimpulannya...Selalulah BERPRASANGKA BAIK pada Allah, karena kita sebenarnya tidak tahu apa yang terbaik bagi diri kita.
Sabtu, PLBG, 30012021