Rabu, 21 April 2021

Saduran Aku menangis

 erita dari saduran...

Aku menangis
adik-kakakAKU dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang kelihatannya semua gadis di sekelilingku membawanya. Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi.
Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.” Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemah? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menghulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya, kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku, “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan,”Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!” Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu di tubuh adikku, dan tercekat dalam kata-kataku, “Aku tidak peduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa sahabatku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu…”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya,dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berulang kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, jika meninggalkan dusun, kami tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur di pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku berada diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.” Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.
“Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sepasang sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling berhak mendapatkan ucapan terima kasih dariku adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Senin, 05 April 2021

Hebron oh Hebron

 Hebron oh Hebron

Secara politik wilayah ini masuk kedalam wilayah Palestina. Terletak sekitar 30km di selatan kotaYerusalem. Kota ini terkenal karena anggur, batu kapur, bengkel-bengkel keramik dan pabrik gelas tiup.
Secara demogratif penduduknya mayoritas (lebih dari 90%) adalah orang palestina. Selebihnya suku israel yang mendiami pemukiman dan mendiami kota Kiryat Arba berdampingan dengan kota Hebron yang elevasi di atas permukaan laut sekitar 900meter.
Walaupun bagian dari Palestina, namun keamanan (polisi dan tentara adalah dari Israel).
Dengan kondisi 3 makam Nabi (Ibrahim, Ishak dan Ya'kub) yang berada di kota ini. Dan nabi ini adalah merupakan nenek moyangnya bangsa Yahudi. Sehingga nampaknya Israel sangat berkeinginan agar wilayah ini menjadi bagian dari negara Israel.
Sehingga dengan segala cara Israel menyusun rencana untuk itu. Sebagai contoh penduduk Palestina di sini tidak boleh membuka usaha apapun. Semu toko toko yg berjejeran di jalan dipaksa tutup, dan terlihat mangkrak dan kosong melompong seluruhnya. Dan terkesan penduduk palestina di sini menjadi frustasi atas kondisi ini. Sehingga penduduknya terpaksa menjual ke Israel atau kosong melompong. 
Sehingga jika ada survey lembaga Dunia katakan PBB dlsb. Israel bisa mengatakan tidak ada penduduk Palestina atau tidak mau berusaha dan seterusnya. Nampaknya perjuangan bangsa Palestina makin terpojok dengan kondisi ini di kota. Hebron, yang berarti dipersatukan (Ibrani). Nampaknya masih jauh dari persatuan dan kedamaian
(MS Siregar, 31/03/2017)

JERICHO

 JERICHO

Menurut catatan yang ada Kita Jericho (Ariha, dalam bahasa arab) adalah kota tertua yg ada di dunia. Kota ini juga merupakan kota terendah yang ada dipermukaan bumi, yakni dengan ketinggian sekitar 300m DIBAWAH permukaan laut. Menurut beberapa penelitian usia kota ini sudah ada lebih dari 11.000 tahun yg lalu. Di kota ini tumbuh satu pohon ara yg usianya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu (2.000tahun). Pohon ini digunakan dan dipanjat oleh Zakheus untuk melihat Yesus yg sedang bersemedi. dan masih ada sampai sekarang di tengah kota Jericho.
Hal lainnya, di dekat Jericho ada sebuah bukit (yang ketinggiannya  sekitar 350m) yg bernama bukit Percobaan (Jabal Quruntul bahasa arab). Dimana di bukit inilah  Isa berpuasa dan tinggal selama 40 hari. Dan diperjalan 'spritualnya' ini ia di goda oleh iblis.
Hal yg unik di wilayah ini, adanya laut mati (sebenarnya sejenis danau yg luas yg tidak ada pembuangan airnya). Dengan elevasi permukaannya sekitar 400 meter Dari Peukaaan Laut (DPL), yang memiliki kadar garam yg sangat tinggi, sehingga hampir tidak ada makhluk yg bisa hidup didalamnya. Luasnya kurang lebih 42.000km persegi. Dengan kadar garamnya 32% (bandingkan dengan laut biasa yg kadar garamnya 3%). Sehingga laut ini juga, memiliki daya apung yg tinggi. Jika berenang tidak perlu takut tenggelam.
Danau ini menampung aliran sungai jordan. Laut mati ini dapat ditempuh selama 40 menit dari kota Amman. Atau sekitar satu jam dari Jericho.
Menilik dari usianya yg tua tersebut, namun kesannya kota ini kota reruntuhan dan tidak banyak berkembang. Apa ini karena kutukan Yosua (Yusha bin Nun dalam islam). Yg mengutuknya untuk tidak berkembang. Ah... koq yg begini masih percaya. (Awal April 17)

TEMBOK RATAPAN

 TEMBOK RATAPAN

Dengan dimensi tinggi sekitar 19 meter dan panjang 57 meter, bangunan tembok inj terbuat dari batu kapur maleke. Ditempat inilah Yahudi memanjatkan do'a do'anya yang kadang sambil menangis dan meratap. Karena mereke percaya di tembok inilah Tuhan memiliki 'telinga' yang mendengarkan permintaan dan doa mereka. Dan sering juga mereka menuliskan do'a do'a yg dituliskan pada secarik kertas, yang kemudian di selipkan di tembok ini.
Menurut keyakinan mereka tempat ini merupakan sisa dan bagian Bait Suci yg dibangun oleh nabi Sulaiman/ Solomon pertama sekali.
Kemudian kuil ini dilakukan renovasi oleh Raja herodes tahun 19 SM dan selama 50 tahun, Namun bangunan ini dihancurkan oleh kekaisaran Bizantium dengan Panglima Rumania yang bernama TIthes tahun 70M. Seluruh bangunan ibadah Yahudi ini dihancurkan olehnya. dan kemudian Yerussalem ini dikuasai oleh Bizantium. Pada saat itu Isa sudah mulai menyebarkan agamanya. 
Kemudian pada tahun 135 Masehi, Hakim Bizantium, Adriyan kembali menghancurkan  Al-Haikal (tempat suci yg sangat diagungkan oleh Yahudi). Sebagai gantinya, Hakim Adriyan  membangun tempat peribadatan mereka disini dengan  nama "Jupiter”,  Kemudian Adriyan mengusir semua Yahudi dari Palestina, serta menghukum mati ulama Yahudi dan Yahudi yg masuk ke Palestina.
Dan Yahudi tetap berkeyakinan bahwa sisi barat Mesjid Aqsa ini atau lebih dikenal TEMBOK BARAT al Aqsa ini adalah sisa puing Bait Suci dimaksud. Sehingga bagian luar tembok ini yg menjadi Tempat Ibadah  dan suci untuk Yahudi. Sehingga tempat ini tidak pernah sepi sepenjang waktu, mereka datang dari berbagai negara. 
Sedangkan bagian dalam tembok barat ini diyakini sebagian Muslim adalah tempat Buraq/ kendaraan Muhammad istirahat, waktu Beliau melakukan perjalanan Isra dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa dan seterusnya ke Sidratul Muntaha.
Sedangkan Nasrani masih diperkenankan menjiarahi Masjid Aqsa ini ke dalam pada waktu pagi sampai siang hari.
Sungguh tempat ini menjadi tempat tujuan beribadah 3 agama samawi (langit) sekaligus.
(MS SIregar, awal April 17)

Kamis, 01 April 2021

Yerussalem

 Yerussalem

Tahun 2500 SM bangsa kan'an mulai mendirikan kota Yerussalem. Disekitar kota ini di Hebron tepatnya di Goa para Leluhur (Machpela) terdapat kuburan Nabi Ibrahim yg dikenal dengan gelar Ulul Anbiya (bapaknya para nabi), karena darinyalah turun para nabi sesudahnya. Dan di daerah ini pula memgemban tugas kenabiannya. Dan ditempat yg sama dengan kuburnya, dikubur juga putra dan cucunya yakni Nabi Ishak dan nabi Ya'kub. Mungkin didunia ini hanya di tempat inilah yang menjadi tempat kubur 3 Nabi sekaligus. Sekaligus daerah ini menjadi tempat suci bagi bangsa Yahudi, karena dari Ibrahim inilah bangsa Yahudi adanya.
Ummat Nasrani berkeyakinan Yesus lahir di bethlehem, 1 Mil dari Yerussalem dan ini juga menjadikannya kota ini sebagai kota suci juga bagi Nasrani.
Untuk Muslim, kota ini juga termasuk suci, karena ada dua hal yang fenomenal yakni; 1. Sebelum turun ayat untuk merubah arah sholat ke ka'bah, sebelumnya muslim sholat yg Arahnya menghadap ke aras mesjid Aqsa (Mesjid yg Jauh). Demikian pentingnya mesjid ini, karena jauhnya yg tidak sanggup ke sini mengirim minyak zaitun ke mesjid aqsa. Bahkan ada sumur penampungannya, pengganti bagi yg tidak dapat ke mesjid yang jauh ini (aqsa).
2. Dari sinilah perjalanan Muhammad melakukan perjalanan yg berkah, yg dimulai dari Masjidil Haram Mekkkah ke Masjidil Aqsa dan selanjutnya menuju sidratul muntaha (dari masjidil aqsa) untuk menerima perintah Shalat yang mulia untuk seluruh ummatnya dan kembali lagi ke Aqsa dan seterusnya ke Makkah.
Di kota ini banyak makam/situs para nabi samaei sebut saja Nabi Yunus/Jonah, Daud/David, Yusuf/Josef dan lain sebagainya. Sehingga kota ini di sebut juga kota para nabi dan kota suci bagi 3 agama samawi (langit)
Memang arti Yerussalem berarti juga tempat damai (ganda). Semoga Palestina dapat menjadi lebih damai dan aman untuk semua.
(Akhir, Maret 17. MS Siregar)